Pages

Rabu, November 14, 2012

kali ini soal film


bismillah...

setelah duluu pengen nulis tapi belum ditulis-tulis...
sekarang deh, pengen nulis dan langsung ditulis (apaan emang ???)

kali ini soal film.... (sambil ngopi2 tulisan lama di blog sy)

ada beberapa hal yg saya perhatikan waktu mo nonton film (baik itu mo nyewa vcd ato mo nonton di bioskop ato nonton di tipi)...
pertama sebelum nonton ====
sebelum nonton yg saya cermati adalah :
1. film ini tentang apa  ....
2. siapa yg main (aktornya) ...
3. siapa sutradaranya....

kedua pas nonton ===
kalo pas liat filmnya yang saya cermati adalah
1. isi cerita-nya (bener ngga kayak yg diceritain atao yg diliat di cover? kan orang beda2 mempresepsikan film)
2. music scooring-nya (kalo music scooring-nya bagus dan cocok ma adegan2 film-nya pasti bisa "menghayutkan" orang yg nonton dan bikin kita merasa terlibat dengan ceritanya)
3. dialog-nya (kadang2 ada dialog yg "mengandung" kata2 motivasi, joke yg lucu & seger, sampe yg bikin kita mikir tentang diri kita sendiri (macam evaluasi gitu), tentang keluarga, dst)
4. acting yg main ( kalo actingnya bagus, alami.....pasti kita bakal enak nontonnya dan bikin kita merasa terlibat sama film-nya)

selama saya nonton2 film, ngga banyak film yg ceritanya bagus, musik scooring-nya oke, dialognya sip, yg main keren abis..
soale kadang2 ceritanya bagus yg main lebay atao menurut kita gak cocok meranin karakternya,
ada yg music scooring-nya oke..tapi dialognya biasa aja...
tapi....meskipun ngga banyak (sejauh yg saya liat),  masih ada film2 yg menginspirasi orang yg nonton yg menurut saya memenuhi beberapa unsur diatas,
misalnya nih..remember the titans (denzel washington) ....ini salah satu film yg ceritanya bagus bgt, music scooringnya + soundtrack-nya oke, dialognya sipp bgt (menyentuh, menginspirasi), ditambah aktornya bagus2 actingnya....

nah...inilah daftar film yg masih berkesan dan nemplok dengan tenang di kepala saya :
1.   Remember The Titans
2.   I'm Sam
3.   Life is Beautiful
4.   Laskar Pelangi
5.   Sang Pemimpi
6.   The Pursuit of Happynes
7.   Saving Private Ryan
8.   The Game Plan
9.   Trilogi The Lords of The Ring
10. Trilogi Pirates of Caribean
11. Trilogi The GoodFather
12. The Schindler's List
13. Gridiron Gang
14. The Story of Loretta Clairbone
15. Philadelphia
16. We Are Marshal
17. Tae Guk Gie
18. Biola Tak Berdawai
19. The Photograph (Indonesia)
20. Love (Indonesia)
21. The band of Brothers
22. Harry Potter 1 s/d 7
23.  7 Pounds
24. John Q
25. I'm Not Stupid 1 & 2
26. Baran
27. Norton & The Mayor of Whoville
28. Alangkah Lucu Negeri Ini
29. Denias
30. Patch Adams
31. Finding Nemo
32. Beautiful Minds
33. Finding Forester
34. Good Will Hunting
35. The Blind Side
36. Syukur 21 (Raihan)
37. The Last Samurai
38. 7 Years in Tibet
39. Alive
40. Pride
41. Cinderella Story
42. Veronica Guerin
43. Hotel Rwanda
44. Blood Diamond
45. Ratatoulie
46. Banyu Biru
47. 5 Perempuan 5 cerita
48. Naga Bonar
49. Naga Bonar jadi 2
50. Sherk 1 s/d 4
51. Leathal Weapon 1 s/d 4
52. The Pianist
53. Kungfu Panda 1 s/d 2
54. Le Grand Voyage
55. Bable
56. Crash
57. The Bucket List
58. The Great Debaters
59. Malcom X
60. The Terminal
61. Cast Away
62. Dibawah Lindungan Ka'bah
63. A Wonderful World
64. The Elephant Man
65. Justice For All
67. dan masih banyak lagi... (alibi..padahal lupa... :P)

buat saya nonton film bukan cuman buat hiburan atao ngisi waktu luang...
buat saya nonton film berarti belajar tentang hidup...
hidup orang2 yg diperanin ma aktor2 dan diatur sedemikian rupa oleh sang sutradara...
seperti kata mas gola gong di buku the journey.....
==== hidangan dijagat raya, kunyahlah dengan perasaan ingin tau, karena dibaliknya terhampar pelajaran, yang tidak akan kau temui di meja belajar ====

nah..sebuah film bagi saya seperti salah satu hidangan jagat raya...
sama hal-nya kayak kita baca buku atau "ngebaca" alam sekitar lewat tipi, ato liat langsung...
film akan membawa kita ke berbagai macam adat budaya, pemikiran, dll...
karena itu, sama halnya kalo kita mo "darmawisata" kita tentu cermat memilah-milah tempat, merencanakannya dst...
hal2 yg saya sebutin diatas cuman "sarana" untuk mendapatkan film yg mutu buat ditonton jadi kita ngga nonton sembarang film tanpa dapat apa2...
sayang kan...

gimana dengan kalian....? ^^

jika malas, ingatlah ini..


Bismillah...


Bagaimana orang bisa tahan kerja keras ber-jam-jam?
Apa rahasianya nelayan yg nekad melaut padahal lagi badai?
Semuanya karena Cinta
Cinta yang melahirkan tanggung jawab untuk membahagiakan
Orang-orang yang dicintai dan diri sendiri..
Maka kalo kita lagi malas kerja…
Ingatlah punggung bungkuk seorang kakek
yg menarik sampah pagi2  buta untuk nasi keluarganya…

Kata-kata itu saya temukan dalam sebuah E Book motivasi…
“Terharu dan Malu” ..itulah kalimat singkat yg muncul di kepala saya, ketika membaca paragraph pendek itu..

Saya teringat Bang Ikal di “Sang Pemimpi” …
Ketika Bang Ikal kena hukuman bareng Bang Arai dan Bang Jimbron yang disuruh ngosek wece…
Bang Ikal ngambek dan merasa sekolah serta mimpi-mimpi mereka ngga ada gunanya dan akhirnya membuat beliau mau berenti sekolah dan  milih buat melaut aja..
Waktu bagi rapot telah tiba, seperti biasanya, Ayah Bang Ikal pergi ke Tanjung Pandan untuk mengambil rapot Bang Ikal dan Bang Arai. Beliau sengaja memakai baju terbaik yang beliau miliki dan menggoes sepeda berkilo-kilo.
Dan jadi kebiasaan di skul-nya Bang Ikal kalo tempat duduk diatur berdasarkan prestasi anak, maka jadilah Ayahnya Bang Ikal yang biasanya duduk diposisi depan berubah menjadi posisi belakang…
Melihat itu, Bang Ikal kayak orang abis ditampar pas kesurupan. Beliau sadar telah membuat ayahnya sangat kecewa…
Sejak itu Bang Ikal bertekad untuk tidak akan pernah membuat ayahnya kecewa lagi…

Ayah Bang Ikal dengan segala keterbatasan kata, menunjukkan kita penjelmaan Cinta dalam bentuk Penghargaan dan Tanggung Jawab
Memakai baju terbaik yang dimiliki adalah salah satu cara beliau untuk menunjukkan penghargaan atas usaha anaknya menuntut ilmu, sedangkan penjelamaan cinta yang bernama tanggung jawab, beliau tunjukkan dengan menggoes sepeda berkilo-kilo dari pagi-pagi buta supaya datang tepat waktu.

Penjelmaan Cinta lewat perilaku ini jualah yang melahirkan kesadaran dalam hidup Bang Ikal…
Kesadaran yang menjelma dalam kata “menyesal” dan “tak sampai hati” yang pada akhirnya mengantarkan seorang buruh angkut ikan menjadi Bang Ikal yang kita kenal sekarang, menginspirasi banyak orang.

Maka jika sedang malas
Malas belajar, malas ibadah, malas bekerja, dan malas malas yang lain..
Sambutlah kesadaranmu dengan mengingat punggung-punggung bungkuk seorang lelaki ringkih dan istrinya yang berada di rumahmu, yang bekerja keras untuk membahagiakan anak-anaknya…
Merekalah Orang Tua kita …

Pake apa amal kita dicatat (Homunculus) ?


Bismillah…

Semua muslim pasti sudah tau, kalau ntar setelah hari akhir terjadi dan kita semua dibangkitkan kembali, kita akan diberi sebuah buku amal.
Disanalah semua amal kita dicatat baik yang baik dan buruk. Tak ada satu amal kecil biar seiprit yang ga tercatat.

Banyak yang memahami bahwa catatan amal kita bentuknya sebuah buku, karena Al-Qur’an menyebutnya sebagai “kitaab”, seperti dalam surat Cinta Allah di Surah Al Isra ayat 13 berikut ini :

 “ Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka 

Lalu dimana dan seperti apakah catatan amal itu?
Dan bagaimana jika saya bilang bahwa alat hebat tersebut ada dalam tubuh kita?

Masih ingat bunyi ayat 13 surah Al Isra diatas?
Nah, disana dinyatakan secara tersurat bahwa catatan amal inilah nantinya yang akan dihamparkan dan “berbicara” pada kita di hari akhir nanti, termasuk didalamnya kemandirian dari organ-organ tubuh kita yang juga berbicara tentang apa yang kita lakukan untuk mempertangungjawabkan apa yg telah mereka (kita) buat.

Dalam buku The Holy Qur’an, Text : Translation and Commentary, Abdullah Yusuf Ali menafsirkan  kalimat : “Kitaban Yalqahu Mansyura” dengan makna “ Sebuah Gulungan Yang Terbentang” , dan gulungan tersebut juga lah yang akan dikalungkan pada setiap leher manusia dan akan dibentangkan pada hari perhitungan nanti.
Allahuakbar !

Tafsiran beliau itu mencoba menjelaskan bentuk fisik dari catatan amal tersebut.
Logika menyebut kitab sebagai “gulungan” itu mengingatkan kita pada salah satu bagian menggulung di kepala kita yaitu Kulit Otak (Homunculus Cerebri).

Otak kita, yang bentuknya kayak agar-agar itu diliputi oleh selembar kulit. Kulit ini luas banget sehingga harus ditata dengan baik supaya bisa pas muat di batok kepala kita. Bayangin kulit otak yg luasnya 2.352 sentimeter persegi itu harus muat di batok kepala kita dengan volume paling gede 2000cc.
Karena gak mungkin dalam keadaan terbentang, maka mau gak mau kulit otak ber konvolusi atau menggulung dirinya supaya bisa muat dalam batok kepala dan melindungi bagian dalam kepala yg kayak agar-agar tadi.
Nah, bentuk gulungan itu sejalan dengan fungsi penting kulit otak yang antara lain adalah fungsi mengingat/merekam melalui sel-sel sarafnya.

Fungsi Kulit Otak juga mirip dengan catatan amal kita itu.
Fungsi mencatat/merekam itu diatur dalam suatu wilayah kerja yang udah dibagi-bagi dalam tiap bagiannya dan disusun sedemikian rupa. Ada wilayah buat motorik, sensorik, dan asosiasi.

Wilayah Motorik bertanggung jawab untuk ekspresi diri manusia, terutama melalui gerakan seluruh bagian tubuh. Wilayah ini bertugas memerintah seluruh bagian tubuh manusia untuk bereaksi terhadap setiap stimulus dari luar.

Kemudian, Wilayah sensorik atau penerima yang bertugas memahami dan menafsirkan ransangan dari luar (penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, serta penyentuhan) yang kemudian dibagi-bagi ke seluruh bagian otak untuk dipahami secara seksama dan berkoordinasi dengan wilayah motorik untuk menjawab stimulus tersebut.

Sedangkan, Wilayah Asosiasi atau penggabungan yang bertugas mengondisikan dan mengonsolidasikan semua kerja otak yang tidak berhubungan langsung dengan proses motorik dan sensorik.

Trus Wilayah kerja itu dibagi-bagi lagi kayak kaplingan tanah gitu..
Ada beberapa pendapat tentang jumlah kaplingan di kulit otak itu.
Broadmann membaginya menjadi 47 kapling (yang sering digunakan dalam penjelasan kedokteran) , Campbell dalam 20 kapling, Von Economo dalam 109 kapling, dan Vogt dalam 200 kampling.
Trus cara kerja-nya disusun menurut angka-angka, misalnya kapling 45 Broadman itu adalah kapling bicara (daerah broca), trus kapling 17 itu penglihatan, kapling 41-42 itu buat pendengaran, dan selanjutnya.

Nah, pembagian kerja itu disebut sebagai Homunkulus Otak. Seperti yang kita liat diatas, Homunkulus itu menunjukkan bagian-bagian kulit otak yang bertanggung jawab terhadap organ-organ penting tubuh manusia,antara lain tangan, kaki, lidah. Walaupun angka-angka Broadmann tadi sedemikian detail memetakan kulit otak, tapi ternyata masih banyak bagian lain yang belum terdeteksi fungsinya.

Trus, perpaduan ketiga wilayah besar itu (motorik, sensorik dan asosiasi) dalam satu sistem kerja yang rapi dan sistematis membentuk kesadaran rasional manusia yaitu kondisi dimana adanya keterpaduan pesan yang masuk ke otak dan yang keluar dari otak.

Ada satu lagi yang unik dari si Homunkulus ini, ternyata jalur indrawi bukan satu-satunya jalur yg menuju dan diproses di kulit otak ini, setelah sebelumnya mampir di Talamus.

Rodolfo Llinas, seorang Ilmuwan Saraf bersama koleganya dari Fakultas Kedokteran Universitas New York menemukan hanya 20-25 persen kontribusi indra-indra yg menuju dan diproses di otak, sedangkan yang 75-80 persennya berhubungan dengan osilasi (gelombang) 40 Hz.
Gelombang 40 Hz, ini unik soale jalur sinaps-nya emang udah ada di otak tanpa pengaruh indera sama sekali. Pada tingkat 40 Hz ini,  Talamus dan kulit otak berhubungan secara intrinsik di antara mereka sendiri, nah hubungan mereka berdua itulah yang dikatakan Danah Zohar sebagai basis dari kesadaran manusia.
Yang unik lagi, itu gelombang itu tetep ada meskipun kita lagi tidur atau melamun dan menghilang ketika manusia mengalami koma atau pembiusan.

Homunkulus itu juga mengingatkan kita akan makna kitaab yang ditegaskan AlQur’an dalam surah cinta ke 18 (Al Kahfi) ayat 49 :

“ Dan diletakkan sebuah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata “ Aduhai, celakalah kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan (tidak pula) meninggalkan yang besar, tetapi ia mencatat semuanya “. Dan mereka mendapati apa yang telah mereka kerja ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang pun jua “

Lalu bagaimana caranya Homunculus “dibaca” ?

Check this out…
Salim A.Fillah, punya presepsi unik soal catatan amal ini. Beliau menyebutkan bahwa bisa saja catatan amal kita nanti, bukan sebuah buku seperti yang kita pahami selama ini, tapi sebuah “Audio-Video Book” !
Layaknya sebuah kamera tersembunyi yang tak pernah keteteran merekam semua aktivitas kita, baik disaat-saat kita sedang sendiri ataupun dengan banyak orang. Setiap sisi sekecil apapun dalam hidup kita akan terekam tanpa terkecuali.
Semua catatan amal kita akan diambil dari minimal 2 angle, kemudian disimpan dalam bentuk file audio-video yang tentu saja kelihatan lebih akurat dari sekedar sebuah buku dan pastinya kelak akan diperlihatkan kepada kita.

Nah, sekarang coba bayangkan homunculus dibentangkan kemudian diproyeksikan seperti sebuah “Audio-Video Book” oleh manager penulisan amal baik dan buruk, Malaikat Raqib dan Atid…
Allahuakbar… !! Maha Suci Allah atas segala ciptaanNya…

Tapi bayangan homunculus dibentangkan dan diproyeksikan tadi cuman presepsi saya aja setelah membaca tentang homunculus dan tulisan Akh Salim, tentang catatan amal diatas.
Tapi setidaknya, dengan mengetahui adanya homunculus itu membuat kita jauh lebih berhati-hati karena kalaupun homunculus bukan catatan amal yg dimaksud, setidaknya homunculus bisa aja jadi “catatan kaki”-nya kitab amal tersebut.

wallahu’alam…
Hanya Allah yang Maha Mengetahui
Seperti yang pak Salim bilang bahwa sungguh apa yang ada di sisi Allah lebih dahsyat dari yang kita bayangkan.


# sumber penulisan :
The Holy Qur’an, Text : Translation and Commentary/Abdullah Yusuf Ali/ Pustaka Firdaus/ 1995
SQ/ Danah Zohar/ Mizan/ 2000
Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim/ Salim.A.Fillah/ Pro-U Media/ 2006
Revolusi IQ/EQ/SQ/ Taufik Pasiak/ Mizan/ 2008

Terimakasih juga buat azka kurnia sandi yg bantuin nyari inpo tambahan untuk melengkapi tulisan ini ^^b

19 Desember 2010,
Abis liat Garuda lawan Pilipin…

3 Umar di Hatiku #track 1


Bismillah…


Tahun lalu, dalam sebuah acara, salah seorang kawan saya bertanya “ kenapa mb unul suka Umar?”
Saya jawab “ Umar yang mana ini? “ eheheee..
Soalnya Umar yang saya cintai ada tiga orang. :D

Awalnya saya pikir, apakah mencintai perlu alasan?
Ngga bisa kah kita cinta aja gitu..
Bisa aja sih, tapi menurut saya itu bukan cinta tapi hanya percikan cinta…
Karena ibarat api, tak ada api yg memercik dan membesar tiba-tiba, dengan sengaja atau tidak.
Karena dalam perjalanannya, mencintai butuh alasan meski “hanya” sekedar “saya cinta karena dia sodara saya”, atau “saya cinta karena dia ayah saya” dan seterusnya.


Sebagai orang Buton 100%, nama asli abah saya adalah La Juki. Abah saya anak ke 4 dari 7 bersaudara.  Nah, ketika abah merantau ke samarinda, nama beliau diganti menjadi Marzuki, dan dipanggil Umar hingga sekarang.
Abah saya orangnya pendek, kecil, berkumis, dan putih (tak semua orang buton berkulit hitam loh ^^).

Saya ngga ingat pasti, sejak kapan saya mulai menyadari kalau saya mencintai abah saya. Yang saya ingat, pertama kali saya memproklamirkan kecintaan saya dengan abah saya itu pas kelas 2 SMA. Waktu itu saya ikut Latihan Kepemimpinan OSIS Smunsa. Salah satu tugasnya adalah menulis tentang Idola.
Ketika saya mengerjakan tugas itu, satu-satunya orang yang muncul dalam kepala saya adalah abah saya. Maka waktu itu, semalaman saya menuliskan profil abah saya kurang lebih sebanyak 2 halaman folio bergaris.
Setelah menulis tugas itu, saya merasa cinta saya pada abah saya semakin bertambah setiap harinya, sampai-sampai dulu pernah beberapa kali saya ditanya : “ntar unul mo nikah sama orang yg seperti apa? “, dan waktu itu saya selalu mantap menjawab “ yang seperti abah aja… “  eheheheeee XD

Kemudian, pas kuliah saya juga sempat takut, begitu tau soal teori oedifus complex. Waahh jangan-jangan saya kena oedifus complex, mengingat rasa cinta saya yg besar dengan abah saya. Tapi setelah saya pikir-pikir, arah cinta saya ngga seperti itu, saya tidak cemburu sama mamah saya, saya mencintai beliau justru (salah satunya) karena beliau menikahi mamah saya dan beliau adalah lelaki pilihan yang Allah pilihkan untuk jadi abah saya. Darah beliau mengalir jua dalam tubuh saya (tsahhhh).

Dari 4 anak beliau, saya satu-satunya perempuan.
Mungkin hal ini juga yang membuat saya dekat dengan abah. Kedekatan saya dengan abah, dimulai dari SMP. Ketika itu, abah mengantar saya setiap hari kesekolah sampai saya kelas 2 SMA dan sekarang pun setiap pagi abah masih mengantar saya menuju tempat kerja saya.
Adek2 saya bilang : “ Untung aja Unun ni kuliah di malang, kalo kada, pasti dari SMP sampe begawi diantar abah tarus..” bwahahaaa…
Tapi justru itulah salah satu hal yg saya syukuri hingga hari ini. Yap…rutinitas pagi itu, yang menjadi awal kedekatan kami, sepanjang perjalanan kami saling bertukar pendapat, mulai dari ngobrol-ngobrol ringan, serius sampai saling curhat dan vespa/motor abah jadi saksi bisu keakraban abah-anak ini (caelaahh)  .

Sejak kecil saya suka banget kalo saya disama-samakan dengan abah, bahkan saya terkadang mencari-cari sendiri kemiripan saya dan abah. Yang paling mirip dari kami adalah “ginsul”, saya punya ginsul disebelah kiri sama seperti yang abah punya, awalnya saya ngga sadar punya ginsul yg sama dengan abah, itu nenek saya (mamahnya abah) yg kasih tau.
Dulu ada iklan ditipi, iklan apa ya lupa. Di iklan itu ada anak yg lagi nonton bola bareng ayahnya, trus si anak ini niru apapun yg ayahnya lakukan.
Nah, saya kecil, persis seperti itu, saya tiru abah saya, mulai dari cara berpakaian, nyelipin dompet & sisir kecil di saku celana belakang hingga cara berjalan. Karena itu juga, ketika SMP abah saya sempat khawatir dengan saya, abah saya takut saya kehilangan sisi keperempuanan saya gara-gara itu. Itu makanya abah jadi pendukung saya nomer wahid ketika saya memutuskan untuk berjilbab pas kelas 1 SMA. Beliau merasa, jilbab adalah “tiket” saya menuju dunia perempuan (bwahahahaaa).

Meskipun dekat, bukan berarti hubungan abah-anak ini baik-baik saja. Kami pernah bertengkar, abah sering marahin saya (abah saya pemarahan --“ ), saya juga pernah marah sama abah. Tapi yang saya sukai ketika kami bertengkar adalah siapapun yang merasa bersalah diantara kami pasti akan minta maaf duluan. Abah saya tidak gengsi minta maaf pada saya bila beliau merasa salah begitu juga saya.
Itulah abah saya, beliau itu keras tapi juga lembut disisi lain.

Abah saya tak pernah sekalipun sekolah formal. Satu-satunya sekolah yang pernah beliau ikuti hanya Universitas Kehidupan. Di kampus inilah beliau belajar membaca, menulis, berhitung dan mengaji.

Sejak kecil beliau telah mandiri. Usia belasan, beliau telah menjadi pesuruh dan tukang bersih-bersih kapal, menjelajah lautan dari buton ke papua, hingga balik ke buton lalu ke Kalimantan.
Abah saya sampai di Samarinda dalam keadaan membawa baju 2-3 pasang, sandal jepit tinggal sebelah (karena yg sebelah jatuh disungai mahakam), dan yang paling sedih beliau berada di samarinda dalam keadaan buta hurup dan tidak bisa berhitung.
Bisa dibayangkan, “mudah tertipu” adalah tantangan hidup terbesar abah saya di rantau. Tapi abah saya punya jiwa perantau sejati : Kegigihan.
Akibat buta hurup dan hitung ini, abah sering ditipu beberapa kali. Pengalaman buruk inilah yang membuat beliau gigih belajar membaca, menulis, dan berhitung pada beberapa orang teman beliau sampai mahir.

Di samarinda beliau berganti-ganti pekerjaan, beliau pernah jadi buruh kasar, jualan es, asongan, jual aer keliling, pembantu rumah tangga, sampe penjaga toko.
Karena tak ingin jadi orang gajian terus-terusan, akhirnya beliau mencoba berusaha sendiri. Siangnya beliau jadi penjaga toko dan ketika malam beliau berdagang kaki lima di THG (sekarang Citra Niaga). Hingga akhirnya sekarang alhamdulillah sudah punya toko sendiri.
Karena itulah saya suka sekali tangan beliau. Tangan beliau kukuh dan kasar. Tangan itulah yang dengan izin Allah menafkahi kami sekeluarga dengan rezeki halal, sejak hari pertama abah saya menikah dengan mamah saya hingga seterusnya.
Saya teringat salah satu riwayat :
Pada suatu hari Rasulullah SAW bersalaman dengan seorang sahabat : Saad bin Muadz, Rasulullah SAW melihat tangan sahabat itu sangat hitam karena bekerja, keras dibawah terik matahari. Rasulullah SAW bertanya kenapa tangan Saad hitam. Saad menjawab : “ Tangan saya seperti ini karena saya mencangkul di kebun kurma saya untuk menafkahi keluarga saya”. Mendengar ini Rasulullah SAW  mencium tangan Muadz sambil berkata : “ Inilah kedua tangan yang disukai Allah” :D

Abah saya termasuk orang yang hemat sekali, ini karena beliau sangat menghargai uang soale udah ngerasain susahnya nyari uang dan pernah ngalamin keadaan miskin semiskin-miskinnya. Hanya dalam 2 hal abah tidak begitu berhemat : Pendidikan dan Makanan. Untuk 2 hal itu, beliau akan mengusahakannya dengan sangat.

Saya merasa beruntung memiliki beliau sebagai abah saya, hingga skripsi S1 saya, saya buat khusus untuk beliau dan memakai nama beliau sebagai Judul Skripsi.
Saya mencintai beliau dengan segala kekurangan dan kelebihan beliau.

Beliaulah  Umar kecintaan saya yang pertama,
Lelaki yang membuat saya bangga
sebab darahnya mengalir jua ditubuh saya.
Umar, my beloved abah,
abah juara satu diseluruh dunia.   ^^b
* a big big big hug for my beloved abah…


didepan nagamochi,
5 Februari 2011,
jam 00.11 pagi waktu jam kamarku.

Warisan Sejarah


bismillah....


Hidup yang ngga direfleksikan ngga layak buat diteruskan !” –Socrates-

Ketika saya kelas 2 SMP, saya mulai menulis buku harian, waktu itu tanggal 7 September 1997. Awalnya saya cuman iseng doang, supaya diary, hadiah dari sepupu saya pas ulang taun itu ada isinya. Awalnya saya menulis rutin setiap hari. Tapi lama-lama, karena gak telaten menulis, buku harian saya pernah beberapa kali berubah menjadi buku mingguan bahkan buku bulanan (--“).



Setahun setelah menulis buku harian (3 SMP), saya menemukan buku harian Zlata, seorang anak korban perang Bosnia diperpus sekolah. Dan beberapa hari kemudian saya menemukan buku harian Anne Frank, salah satu korban usaha genosida non arya jerman di perpustakaan daerah. Saat itu saya sangat tersentuh dengan buku harian mereka dan menjadi lebih semangat menulis buku harian.
Mereka juga yg mengispirasi saya untuk memberi nama buat buku harian saya (buku harian anne frank bernama Kitty).
Banyak nama saya berikan buat buku harian saya, berganti-ganti sesuai kawan imajiner saya (sejak kecil hingga sma, saya punya beberapa kawan imajiner).
Terakhir, setelah selesai buku ke 27 (8 April 2007) , saya berhenti menulis buku harian di buku. Saya beralih menulis di Nagamochi (komputer saya ^^), akhirnya nama-nya berubah menjadi Nagamochi (artinya awet) , dengan panggilan Chi (artinya bijaksana)  hingga sekarang.

Memberi nama pada buku harian, ngasih keasikan tersendiri buat saya. Saya jadi selalu punya teman bicara, meskipun saya tau itu diri saya sendiri. Hal ini bikin saya makin mengenal diri sendiri, walaupun sampe sekarang, saya rasa masih banyak sisi dari diri saya yg masih belum bisa saya kenali. Tapi setidaknya saya sudah bisa bersahabat dengan diri sendiri.  :D

Pertengahan Juli 2008, Saya tersentak membaca beberapa kalimat prokative di cover belakang salah satu buku Fadh Djibran, tanpa pikir panjang, saya langsung menukar buku tersebut dengan uang sebagai syarat supaya tu buku bisa saya bawa ke kosan.
Mau tau kalimat apa yg membuat semangat saya mendidih ketika itu ? check this out :

“Bayangkan kalau tradisi menulis gak pernah ada,
Kalau tradisi merekam peristiwa, gagasan, dan perasaan ngga pernah ada,
Apa kita bakal mengenal siapa nenek moyang kita?
Bayangkan kalau anda tidak menulis,
Tak berusaha merekam gagasan dan pikiran-pikiran anda,
Apa cucumu nanti akan kenal kamu? “ –fadh djibran, writing is amazing-

Terus terang, saya amat terprovokasi dengan kalimat-kalimat yg ada di cover belakang buku itu. Di cover belakang buku itu, Fadh Djibran menuturkan “dendam”-nya dan cita-citanya : tak mau dilupakan sejarah.
Dia bilang, jangan salahkan dia kalo dia lebih kenal karl max, jostein gaarder atau mas pram, daripada kakeknya sendiri, karena kakeknya yang tak sempat ia temui tak pernah mewariskan selembar tulisan pun. Ia tak pernah tahu isi kepala kakeknya, maka sulit baginya mengenal siapa sesungguhnya beliau.

Kemudian saya teringat Randy Pausch, seorang dosen yang mengidap kanker ganas. Disela-sela perjuangannya untuk bertahan hidup dan mempersiapkan kematiannya, ia mempersiapkan sebuah warisan besar untuk anak-anaknya. Waktu itu anak-anaknya masih kecil (-/+ 6 thn, 4 thn dan 2 thn), ia ingin walaupun ia nanti telah tiada, tapi anak-anaknya tetap mengenalnya dengan sebenar-benar kenal. Ia ingin anaknya tak hanya mendengar cerita dari ibunya, kerabat atau teman-teman dekatnya ayahnya saja, tapi juga dari dia sendiri. Ia ingin anak-anaknya mengetahui siapa dia, isi kepalanya, perjuangannya, mimpi-mimpinya.

Kebetulan waktu itu ia diminta untuk menyampaikan kuliah umum “ The Last Lecture” yg merupakan kebiasaan rutin kampus tempat ia bernaung. Maka, disitulah ia menyampaikan “pesan-pesan” terakhirnya yang ternyata bukan hanya untuk anak-anaknya tetapi juga untuk semua orang yg mendengar ataupun membacanya. Pesan-pesannya yg awalnya ia niatkan untuk anak-anaknya ternyata telah menginspirasi jutaan orang didunia. 

Saya betul-betul kagum dengan 2 orang ini. Mereka berdua juga yg menginspirasi saya untuk merestorasi total niat saya dalam menulis, terutama dalam menulis buku harian.

Awalnya saya menulis buku harian cuman buat iseng doang, tapi lama-lama seiring perjalanan waktu. Buku harian saya tidak hanya berisi tentang kegiatan-kegiatan saya seharian itu atau perasaan saya, tapi juga sarang pikiran-pikiran terdalam saya (guayyyyaaamu nullll...), kantong ide dan mimpi-mimpi saya.
Buku harian memberikan 'jaminan' buat saya untuk menumpahkan apapun yang saya pikirkan, yg saya rasakan, tentang apapun dan siapapun tanpa rasa takut. Buku harian adalah dunia saya yg lain, dunia tempat saya diskusi, melakukan perjalanan hati dan otak bersama nagamochi dan Allah sebagai saksi (selalu).
Buku harian juga menjadi salah satu katarsis emosi saya yang mencerahkan. Betul-lah kata salah satu kawan saya : menulis itu menyembuhkan..  :D
Menulis buku harian seperti mengurai benang-benang kusut, masalah yang datang seakan banyak banget sampe penuh rasanya kepala ni.. tapi setelah dituliskan, ternyata ada masalah yg sama sekali bukan masalah.
kalau masalah itu ibarat sebuah telur, maka buku harian membantu kita memisahkan antara cangkang dan putih telur dengan kuning telur yang merupakan inti masalah.

Tapi gara-gara tulisan Fadh Djibran dan Randy Pausch, membuat saya berpikir, ternyata menulis buku harian bukan hanya bermamfaat untuk masa kini, tapi juga untuk masa depan, bahkan saat saya sudah tak ada lagi di bumi ini.
saya teringat beberapa buku harian yg diterbitkan yg pernah saya baca dari yg serius (Zlata, Anne Frank, Grethe, ahmad Wahib (masih cuplikanya doang, belum dapet yg utuh), Soe Hok Gie) sampe yg gokil (Raditya Dhika, Pidi Baiq). Buku-buku harian tersebut, ternyata bukan hanya berguna buat diri sendiri tapi juga buat orang lain.
Buku-buku harian itu menginspirasi jutaan orang, bahkan saat penulisnya udah gak eksis lagi di dunia ini.

Tapi mimpi saya soal buku harian saya gak sejauh itu.
Saya hanya ingin seperti Randy Pausch, saya ingin keturunan saya mengenal nenek buyutnya ini, meskipun kelak saya tak bersama mereka. Saya ingin mereka mengenal isi kepala saya.
Saya tak mau dilupakan sejarah, saya ingin mewariskan sejarah.
Saya ingin mereka belajar dari kegagalan dan keberhasilan saya dalam hidup.
Sehingga mereka bisa memaksimalkan hidup mereka, jauh lebih baik ketimbang saya.
Hanya sedernaha, sesederhana itu saja...  :D


# to my beloved ading sepupuku , Tomy: tengkyu tom, hadiah ikam 14 tahun yg lalu jadi dary pertamaku...sekarang sudah 27 anak-nya dan 1 CD   ehehehehe  ;D
# to Fadh Djibran, Randy Pausch, Zlata, Anne Frank, Grethe, Ahmad Wahib, Soe Hok Gie, Raditya Dhika, dan Pidi Baiq : Tengkyu atas inspirasi ini..  :D

samarinda 3 Februari 2011, jam 08.34 Malam WJT (Waktu Jam Tanganku)

try to listen, not just to hear..


bismillah...

Akhir januari lalu, saya nonton film di HBO, tentang proses rekaman wawancara presiden Nixon dan Frost, seorang jurnalis Inggris. Ada satu hal dalam film itu yg membuat kedua alis mata saya reuni ditengah2 jidat manis saya, yaitu bahwa ada satu kerja media yg bisa jadi menimbulkan kesalahan fatal dalam penyampaian berita . Satu hal itu adalah “penyederhanaan berita” .
Setelah menonton film itu, saya jadi berpikir, bisa jadi orang yg menonton wawancara Nixon-Frost pada tahun itu kemungkinan besar akan punya presepsi yang berbeda ketika ia menonton film tentang proses pengambilan rekaman itu sekarang.
Betapa mudahnya presepsi seseorang berubah atas satu berita, hanya dengan merubah sudut pandang.
Betapa banyak korban ataupun pahlawan yang “dibuat” oleh sudut pandang-sudut pandang tertentu dalam sebuah berita atau peristiwa.

Saya teringat sebuah film lagi, lupa tapi judulnya apa.
Film itu berkisah tentang seorang satpam museum (John Travolta) yang dipecat dari kerjaannya. Kemudian untuk mendapat pekerjaannya kembali,  ia “tak sengaja” menyekap beberapa petugas museum dan juga beberapa pengunjung yg kebanyakan anak-anak.
Tak sengaja, ada wartawan yg ikut tersekap dimusium itu. Naluri jurnalisnya muncul,  meski dalam keadaan menjadi sandera,  ia tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melaporkan kejadian tersebut, bahkan ia memamfaatkan si mantan satpam museum itu untuk “mendramatisir” berita untuk memuluskan kembali karirnya sebagai wartawan yg sempat hancur.
Wah, disitu terlihat banget bagaimana media mengarahkan presepsi penonton, mulai dari narasi berita, setting sampai pemilihan koresponden.
Film itu juga yang membuat saya agak berhati-hati dan berusaha tidak menelan mentah-mentah berita yg tersaji di chanel tipi, koran, majalah atau informasi dari orang-orang.
Karena itu pula saya lebih menyukai program berita talkshow (Mata Najwa, Apa kabar Indonesia, Kick Andy, Provokative Proaktive, dll) daripada program berita macam Seputar Indonesia, Liputan 6, Reportase dan semacamnya, karena dengan konsep seperti itu berita bisa dikupas lebih dalam dan bisa dilihat dari banyak sudut pandang.

Berita atau peristiwa bagi saya seperti sebuah segi banyak tiga dimensi (apa pula itu? Tak taulah, saya tak pandai matematik..ehehehe). Banyak sisi yang bisa kita lihat dari satu berita, dan karena punya banyak sisi maka satu berita saja bisa membuat kita salah paham atau benar paham tentang sesuatu hal.
Maka arif dalam melihat berita, penting ada dalam diri kita. Kearifan ini tak akan ada jika kita tak mau membuka diri dan memberi penjelasan pada nurani, bahwa “ hei, bukan kepalamu saja yg melihat itu berita, ada banyak kepala diluar sana yg melihat…dengarkanlah dulu..!”

Yah.. mendengarkan, itulah langkah awalnya. Bukan hanya mendengar, tapi mendengarkan.Mendengarkan akan membuat kita melihat sesuatu lebih dalam dari sebelumnya, lebih luas dari sebelumnya.
Mendengarkan akan menstimulus otak dan hati kita untuk bertanya, lalu menemukan jawaban lalu bertanya lagi, hingga kita menemukan yang kita tuju : Kebenaran.

Maka, dengarkanlah (bukan hanya mendengar tapi mendengarkan) lalu biarkan otak dan hatimu  bertanya dan berusahalah untuk menemukan jawabannya, maka salah presepsi akan semakin menjauh dari diri kita. InsyaAllah :D


didepan nagamochi, jam 12:27 malam WJK (Waktu Jam Kamarku)

3 Umar di hatiku #track2


bismillah..


Umar yang berikutnya sudah bisa ditebak, sapa lagi kalau bukan Umar bin Khatab.
Saya juga ngga ingat sejak kapan saya mencintai beliau. Tapi satu hal yg pasti, alasan pertama saya mencintai beliau adalah karena nama beliau Umar. Beliau punya nama yang sama dengan Abah saya (padahal beliau lebih dulu pake nama Umar daripada abah saya..eheheee)


Nama lengkap Umar yang ini adalah Abu Hafsh Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul ‘Uzza bin Rabah bin Abdullah bin  Qarth bin Razah bin ‘Adi bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Al Qursyi Al ‘Adawi. Pertemuan nasabnya dengan Rasulullah SAW adalah pada Ka’ab bin Luay bin Ghalib.
Usia beliau lebih  muda 13 tahun dari Rasulullah SAW dan beliau masuk Islam  5 tahun sebelum hijriah.

Menurut riwayat, Umar bertubuh kekar, tinggi besar. Kalau berjalan cenderung dengan langkah yang lebar dan cepat tidak mudah diikuti kawan-kawannya yang lain. Wajahnya putih agak kemerahan, tangannya kidal dengan kaki yang lebar. Pernah suatu ketika beliau hendak memimpin shalat jamaah, kemudian beliau tak sengaja bersin, tau ngga? 4 orang jamaah dibelakang beliau terjengkang saking kagetnya mendengar beliau bersin!

Banyak hal yang membuat saya jatuh cinta kepadanya, yang paling saya sukai dari beliau adalah sifat beliau yang terus terang. Apa yang ada dihati-nya sama dengan yang ia ucapkan. Apa yang ada di kepalanya sama dengan yang diucapkan.  Ia seseorang yang tak suka basa-basi, tak mau basa-basi dan sulit berbasa-basi.

Umar dikenal temperamen, keras kepala dan “kikir”. Wataknya itu sudah terlihat sejak muda. Ia tak mudah dipengaruhi dan kuat memegang prinsip karena ia berani.
Oia, untuk soal “kikir”, itu karena beliau memang tak pernah kaya, sekaya sahabat-sahabat Rasulullah yang lain seperti Abu Bakar, Ustman bin Affan apalagi Abdurrahman bin  Auf. Padahal beliau juga berdagang seperti yang lain hingga sampai keluar Mekkah. Tapi karena kecintaan beliau yang besar terhadap ilmu, membuat beliau mengesampingkan dagang dan lebih fokus pada mencari ilmu. Tapi saya pikir, se kikir-kikirnya beliau sepertinya tak sampai bakhil, buktinya beliau rela menyedekahkan separuh harta-nya. Jadi saya memahami ke-kikiran beliau sebagai “Hemat” (tapi gak kayak iklan axis yg baru…(hemaaat beibb)  ;p)

Satu kebiasaan beliau ketika pergi berdagang adalah mencari orang terpandai di kota itu dan berguru padanya. Ini pula yang saya kagumi dari Umar yg satu ini : kecintaannya yang amat sangat pada ilmu.
Umar sangat cerdas, memiliki daya analisis yang sangat kuat. Beliau juga pengamat yang baik. Beliau sejak muda telah memperhatikan masalah-masalah sosial yang ada disekitarnya.
Beliau ahli dalam bidang genealogi orang-orang Arab (ilmu tentang silsilah/nasab) yang ia pelajari dari ayahnya. Beliau juga pandai beretorika dan kemampuan ini pula yang membuat beliau sering menjadi penengah perselisihan kabilah-kabilah Arab.
Disisi lain, beliau memberi apresiasi yang tinggi pada puisi dan suka mengutipnya.  Ia suka mendengar orang-orang bersyair dan membaca puisi. Banyak puisi dan syair yang beliau hafal, dan beliau juga suka membacakannya kembali.

Umar juga adalah tipe pria yang praktis dan senang bekerja. Nilai sebuah pikiran bagi Umar adalah besar tidaknya aplikasi sebuah pikiran dalam kehidupan.

Sebagai ayah, beliau ayah yang sangat baik meskipun keras. Sebagai suami, pada beberapa sisi beliau termasuk suami yang pengertian, beliau sabar mendengarkan istrinya yang mengomel padahal waktu itu ia bergelar Amirul Mukminin alias Presiden Umat Islam waktu itu.

Sebagai pemimpin, sungguh tak diragukan lagi. 10 tahun memimpin, Islam semakin berkembang di tangan beliau. Meskipun pada awalnya banyak umat islam yang tak sepakat beliau menggantikan Abu Bakar, Karena khawatir dengan sifat keras dan tanpa kompromi yang beliau miliki.
Tapi Umar menjawab keraguan kaum muslimin saat itu dan membuktikan bahwa dirinya sanggup memikul amanah tersebut dan berusaha untuk berbuat seadil-adilnya. Bahkan dalam pidato pertama-nya sebagai khalifah beliau meminta kaum muslimin untuk menegur dan menasehati beliau ketika beliau melakukan kesalahan, dan beliau mengatakan itu bukan sebagai penghias pidato saja, tapi memang itulah yang beliau harapkan.
Dan hebatnya, selama ia memimpin, penampilan Umar tak pernah berubah, hidupnya dan keluarganya masih sama seperti sebelum menjadi khalifah.

Selama ia menjadi khalifah, yang beliau pikirkan hanyalah kemaslahatan dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin umat Islam kala itu. Sampai-sampai setiap hari ia menginpeksi bergiliran daerah kekuasaannya. Ia termasuk sedikit dari pemimpin yang langsung turun melihat rakyatnya dari dekat, bahkan ia pernah mengangkut karung untuk bahan makanan satu keluarga di daerha kekuasaannya.
Ketika beliau jadi khalifah, tak sulit untuk menemui beliau, tak perlu birokrasi panjang-panjang untuk berkeluh kesah dengan beliau. Mengadukan berbagai persoalan, bukan hanya persoalan sosial bahkan persoalan pribadi/rumah tangga. Bayangkan kawan ? masih adakah pemimpin seperti beliau jaman sekarang ?  T.T

Dibanyak sisi Umar bin Khattab telah menjadi pioner, beliaulah orang pertama yang berhijrah terang-terangan, orang pertama yang mendapat gelar amirul mukminin, orang pertama yang menggunakan kalender hijriah, orang yang pertama mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan shalat sunnah pada malam-malam ramadhan, orang yang pertama kali punya ide untuk mengumpulkan Al-Qur’an, orang yang pertama mengidentifikasi orang-orang kafir dzimmy, membebaskan mereka dari perbudakan dan membebaskan pajak atas orang-orang kafir dzimmy yang miskin dan tak mampu bayar pajak,

Umar juga orang yang pertama memiliki gagasan diadakannya wajib militer dalam sebuah negara, orang yang pertama menyertakan hakim dan jaksa untuk berangkat bersama para tentara, orang pertama yang mengeluarkan undang-undang tertulis dalam dunia (negara)  islam, orang pertama yang menyelenggarakan konferensi dan pertemuan para petinggi pemerintahan atau pemimpin umat islam saat itu, beliau pula yang pertama kali memiliki gagasan untuk membuat peraturan-peraturan militer, daftar nama tentara dan dafar subsidi mereka  secara tertulis.

Maka benarlah apa yang Rasulullah SAW katakan tentang Umar : “Pada zaman dahulu sebelum kalian, terdapat beberapa orang pembaharu. Kalau saja masih terdapat seorang pembaharu pada umatku, maka Umar lah orangnya. “ (H.R. Bukhari.no.3486)

Beliaulah Umar kecintaan saya yang kedua.
Lelaki yang membuat saya bangga
Sebab kecintaan sekaligus rasa takutnya yang dalam pada Allah
Sebab kecintaannya pada Rasulullah dan keluarga beliau
Sebab kecintaannya pada Islam
Jadi, jika begitu bagaimana bisa saya tidak jatuh cinta padanya ?

* with a big hope that … (amiin Allahumma amiin) :D

Didepan nagamochi
5 Februari 2011, jam 05.45 sore waktu jam kamarku

Bahan bacaan :
# Muhammad Husain Haekal : Umar bin Khattab
# Muhammad Shadiq Al Minsyawi : 101 Kisah Umar bin Khattab
# Salim A. Fillah : Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim

To pak cik maruth : jazakallah khayr dah mengingatkan saya waktu itu,  insyaAllah cinta saya kepada umar tak seperti syiah pada Ali... :D