Pages

Rabu, November 14, 2012

lingkaran masa lalu


“sampai kapan kau terus bertahan,
sampai kapan kau tetap tenggelam,
sampai kapan kau mesti terlepas,
buka mata dan hatimu,  relakan semua..”
(Semua tak sama – Padi)

Pas lagi nyari-nyari CD zain bikha…eh ngga sengaja nemu CD Padi yang kedua  (Sesuatu yang tertunda). Ya udah, saya coba dengerin lagi, setelah sekian lama ngga dengerin…






Kalo muter CD ini jadi inget waktu SMA, terutama kelas 2 atau 3 SMA, soale ni band, lagu-lagunya hits banget dulu (sekarang juga masih kali ya.. J ) dan tentu saja menyentuh banget untuk ukuran masa-masa SMA waktu itu…
Lagu Favorit saya  cuman ada dua di album yang ini : Semua Tak Sama dan Kasih Tak Sampai.  Setiap dengerin CD yang ini saya cuman dengerin 2 list itu, soale saya suka lirik-liriknya, gebukan drum-nya, alunan gitar, bass, piano dan harpa-nya. Ahh keren ;D.

Pas dengerin dua lagu itu pasti langsung otomatis deh ni kepala memunculkan sebagian besar memory masa SMA, seperti slide-slide power point (aishh). Dan lucunya, setiap slide itu memunculkan ngga hanya gambar atau video-nya aja, tapi juga sesuatu bernama ‘Rasa” : dari bahagia, sedih, kecewa, bangga, terpuruk, hingga semangat yg menggebu-gebu itu masih terasa, meski ngga sebesar “rasa”  asli yg dirasain saat itu.

Jadi inget waktu rame-rame be-gitaran di kelas pas jam kosong atau seminggu abis ulangan, Inget waktu kerja bakti nyiapin HUT Smunsa yang ada bazaar dan parade band antar kelas, Inget gelar seni untuk angkatan 2001 dan 2002, Serunya liga smunsa 2000-2001, Berantem dan ngirim surat kaleng sama tim Bola IPS 1 (angktn 2001),  Inget pas jadi panitia MOS 00/01 & 01/02, Inget ritual “masuk gua” di perpus hampir tiap hari pas kelas 3, Juga hari-hari yang dijalani di OSIS, OPM, Mading Ash-Shaffa, atau sekedar nongkrong abis pulangan sampe sore di emperan masjid sekolah atau di burjo depan sekolah. Ahh terlalu banyak kalo ditulis semua. Eheheheheee.
Emang bener kata orang-orang jadul, masa sekolah yang paling berkesan emang pas SMA.

kangen euy…!
kangen banget..

Nah…..pas lagu “Semua Tak Sama” masih terdengar di telinga, kepala saya tiba-tiba fokus pada lirik terakhirnya…
Kali ini, saya ulang-ulang lagi dengerin Ref terakhirnya sampe abis.

“sampai kapan kau terus bertahan,
sampai kapan kau tetap tenggelam,
sampai kapan kau mesti terlepas,
buka mata dan hatimu, relakan semua..”

ada yang istimewa dengan lirik ini…
saya merasa terikat (baca: diingatkan) dengan lirik ini.
Saya teringat salah satu kecendrungan buruk saya : sering terikat pada masa lalu. Yap bentul eh betul maksud saya (maap ^^v).
Terus terang terang terus, Saya termasuk tipe orang yang sulit melupakan masa lalu, terutama yang berada di kutub-kutub ekstrim hidup saya, episode terbaik dan episode terburuk.
Saya hampir selalu mengingat detail perjalanannya hingga “rasa”-nya.  Apalagi kalo ada sesuatu , entah barang, musik, film atau apa aja yg ada hubungannya sama peristiwa itu, pasti keinget-inget deh itu peristiwa.

Tapi ada juga sih yang ga inget sama sekali, cuman bentuk puzzle-puzzle gaje aja (kali karena kecelakaan yg saya alami 2008 lalu). Alhamdulillahnya saya punya buku harian, jadi lumayan juga bisa bantuin ngerangkai puzzle gaje tadi. Eheheeehee..

Dan itulah istimewa-nya lirik ini buat saya.
Bang fadli n friends ni seakan mengingatkan saya bahwa
sampai kapan saya bisa terus bertahan  terikat dengan masa lalu
sampai kapan saya mau tenggelam disitu
sampai kapan, hingga saya benar-benar memutuskan untuk melepaskan ikatannya
dan yang terpenting…
sampai kapan saya mau buka mata dan hati saya untuk merelakan semuanya?
Sampai kapan?

Sampai sekarang saya juga ga tau…
Tapi setelah nulis ini semua, saya jadi kepikiran teori lama saya soal hidup…
“ Hidup itu nul, kayak naik sepeda motor, berbagi jalan dengan kendaraan yang lain, mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada disepanjang jalan.  Sesekali belajar dari masa lalu dengan melirik (ingat hanya melirik, bukan dipelototin yaa) kaca spion tanpa kehilangan fokus pada jalan yg terbentang di hadapan ”

----------------------------------------------------------------------------------------------

Sekarang disini aku terkatung-katung pada kontinen makna.
laut yang keras, kata yang deras, benak yang terperas.

Disini aku, bertahan terus sebagai diri,
menambal retak-retak,
menahan gempuran daya yang membelah-belah,
bergerak saja kedepan.

Disini aku berkuat mengingat arti lahir di dunia,
memahami lemparan nasib,
menerka maksud jatuhnya Adam dan Hawa,
menyingkap kepungan dunia,
melompat-lompat, mengurai-ngurai, memaknai segalanya.

Disini aku menjaga kilauan api dalam diri,
menjaga gelora, beriak dalam temaram, bertahan tak padam.
(puisi anonym, dalam catatan pinggir Goenawan Muhammad -waktu-)


masih didepan nagamochi,
Sabtu, 12 Februari 2011
Kata jam dinding dikamar sih, skrg jam 10.00 malam

Tidak ada komentar: